REZA ABDIANSYAH (19214149)
4EA11
1. Komunikasi Lisan dan Negosiasi
A. Komunikasi Lisan dalam Rapat
Di dalam suatu pertemuan dan dalam suatu rapat setiap
anggota atau peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap
peserta hendaknya:
– Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat
bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
– Mampu menjadi komunikator yang berpartisipasi
aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
– Mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur dan
bertanggung jawab.
– Mampu menjadi komunikan yang sangat responsive
namun tidak emosional.
– Mampu mengontrol diri, dan menghindarkan
terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
B. Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Misalkan dalam suatu wawancara, kita melakukan komunikasi dengan seorang
yang diwawancara. Dalam wawancara tersebut, ada pihak yang lebih mencondong
memberikan pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data
yang ingin kita dapat. Ada juga etika dalam berwawancara, diantaranya adalah
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita sampaikan maksud dari
wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus respect kepada orang yang kita
tanya sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini ialah hal yang perlu diperhatikan
ketika melakukan wawancara:
- Gunakan volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak
terlalu keras).
- Hindari bahasa menggurui responden.
- Hindari sikap rakus.
- Fokus pada lawan bicara.
- Fokus pada pembicaraan.
- Tidak boleh memotong pembicaraan.
- Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
- Hindari kata-kata kasar (kotor).
- Bersikap ramah.
- Jangan menyakiti hati responden.
- Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
- Ucapkan terima kasih.
C. Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Sebagaimana kita cukup sering mendengar negosiasi
diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau
tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih
terinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan
yang menyangkut kepentingan timabal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut
pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi,
baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi
antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan
pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara
berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan
nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks
antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu
komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan
karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan
diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena
sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap
yakni:
1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data
yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara
susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka
topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih.
Berdasarkan pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan
kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda
katakan.
3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan
dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah khas yang biasa
dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra
yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang
disampaikan.
4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa
tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat
prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk
setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan
dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan
berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu
menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
baik, bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang
direncanakan semula. Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan terhadap
cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga
diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi
pengirim pesan dalam menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.
Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan
pihak lawan maka timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang di satu
sisi dengan mengabaikan kekalahan dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai.
Untuk itu digunakan strategi menang-menang (win-win solution). Artinya ada
sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga
akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah
pihak dapat tercapai.
2. Komunikasi dalam tulisan
·
Penulisan
kabar atau berita
Apa sebenarnya
fungsi penulisan berita ? Menulis sebuah berita ialah suatu bentuk upaya
untuk menyampaikan kabar atau informasi mengenai sesuatu kejadian dalam
bentuk tulis/tertulis. Dalam berita sangat lah penting sebagai penulis
untuk menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, agar
pembaca dapat mudah memahami apa yg disampaikan dalam berita tersebut.
Sebagai Penulis berita yg baik adakalanya
penulis harus memperhatikan unsur2 kelengkapan dalam sebuah berita yaitu : (5W+1H) what,
who, when where, why dan how.
·
Penulisan
pesan pesan persuasive
Persuasif adalah
suatu usaha dalam bentuk ajakan untuk mengubah kepercayaan, tindakan ataupun
sikap. Sederhananya penulisan persuasive ini fungsinya untuk menyampaikan
suatu pesan dengan suatu cara yang dapat membuat para pembaca ataupun pendengar
merasa mempunyai suatu pilihan dan dapat membuat mereka setuju.
Di dalam suatu organisasi pesan2 persuasif
mempunyai maksud untuk menjual gagasan atau ide mereka kepada orang lain,
mengajak atau mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu,
dan meminta bantuan penggalangan dana untuk membiayai suatu proyek.
1.
Analisis Audien
Penyampaian
pesan2 persuasif yg paling baik adalah dengan cara menghubungkan suatu
pesan dengan keinginan atau minat dari para pembaca atau pendengar itu sendiri.
Untuk mengakomodasikan perbedaan masing2 individual, analisis terlebih
dahulu pembaca atau pendengar anda lalu susun lah suatu pesan yang dapat menjadi
daya tarik bagi kebutuhan mereka.
2.
Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman
terhadap perbedaan budaya yang sudah ada bukan saja akan membantu
dalam memuaskan kebutuhan para pembaca atau pendengar, tetapi juga akan
membantu anda agar mereka bisa respect terhadap anda.
3. Memilih
Pendekatan Organisasional
Dalam
hal sperti ini, kita dapat menggunakan pendekatan organisasional secara tidak
langsung dalam menyampaikan pesan2 persuasif. Tetapi apabila kita
mengetahui bahwa para pembaca dan pendengar suka dengan pesan yang disampaikan
secara langsung, maka kita bisa menggunakan pendekatan operasional secara
langsung .
·
Korespondensi
(surat menyurat)
Korespondensi
(surat menyurat) adalah suatu kegiatan penyampaian pesan berupa surat antara
pihak2 yg terkait di dalamnya, baik itu mengatas namakan suatu instansi ataupun
perseorangan. Jadi pada iIntinya Korespondensi itu adalah kegiatan surat menyurat.
Sedangankan untuk pihak lain yang berkaitan disebut dengan koresponden. Media
yg digunakan dalam kegiatan korespondesi adalah surat. Surat memiliki
peran penting dalam menciptakan suatu hubungan antara pihak yang terkait. Maka
dari itu, dalam penulisan surat harus sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku baik dari segi bahasanya maupun dari segi tata
letaknya.
Berikut Merupakan Ciri-ciri Surat :
1.
Pesannya berupa tulisan
2.
Terdapat isi pesan yang menjadi pokok
pembicaraan
3.
Penulisannya mengikuti aturan tertentu
4.
Gaya bahasa sesuai dengan jenis surat
5.
Terdapat informasi mengenai pihak
yang terkait
Fungsi Surat :
1.
Sebagai penyampai pesan
2.
Sebagai wakil atau delegasi pengirim
3.
Sebagai pedoman atau petunjuk suatu
hal
4.
Sebagai bukti tertulis
5.
Sebagai alat pengingat
6.
Sebagai dokumen penting
Bagian-bagian Surat :
Bagian surat tidaklah sama semua, karena pada
setiap jenis surat pasti memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada beberapa
bagian yg umumnya ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut adalah:
1.
Informasi pengirim
atau kop surat
2.
Atribut surat (tanggal, nomor, dan
perihal surat)
3.
Penerima surat
4.
Alamat tujuan surat
5.
Pembuka surat
6.
Isi surat
7.
Penutup surat
8.
Identitas pengirim (tanda tangan,
nama lengkap, dan jabatan)
9.
Tambahan (lampiran, tembusan dan
pengonsep)
3. Studi kasus tentang komunikasi lisan dan tulisan