Kamis, 11 Januari 2018

tugas 4 - komunikasi bisnis

REZA ABDIANSYAH (19214149)
4EA11

1. Komunikasi Lisan dan Negosiasi
A. Komunikasi Lisan dalam Rapat
Di dalam suatu pertemuan dan dalam suatu rapat setiap anggota atau peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:
– Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
– Mampu menjadi komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
– Mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur dan bertanggung jawab.
– Mampu menjadi komunikan yang sangat responsive namun tidak emosional.
– Mampu mengontrol diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
B. Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Misalkan dalam suatu wawancara, kita melakukan komunikasi dengan seorang yang diwawancara. Dalam wawancara tersebut, ada pihak yang lebih mencondong memberikan pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data yang ingin kita dapat. Ada juga etika dalam berwawancara, diantaranya adalah memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita sampaikan maksud dari wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus respect kepada orang yang kita tanya sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini ialah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan wawancara:
  1. Gunakan volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak terlalu keras).
  2. Hindari bahasa menggurui responden.
  3. Hindari sikap rakus.
  4. Fokus pada lawan bicara.
  5. Fokus pada pembicaraan.
  6. Tidak boleh memotong pembicaraan.
  7. Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
  8. Hindari kata-kata kasar (kotor).
  9. Bersikap ramah.
  10. Jangan menyakiti hati responden.
  11. Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
  12. Ucapkan terima kasih.
C. Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Sebagaimana kita cukup sering mendengar negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih terinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timabal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.

Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi dengan mengabaikan kekalahan dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi menang-menang (win-win solution). Artinya ada sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah pihak dapat tercapai.

2. Komunikasi dalam tulisan

·                Penulisan kabar atau berita

          Apa sebenarnya fungsi penulisan berita ? Menulis sebuah berita ialah suatu bentuk upaya  untuk menyampaikan kabar atau informasi mengenai sesuatu kejadian dalam bentuk tulis/tertulis. Dalam berita sangat lah penting sebagai penulis untuk menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, agar pembaca dapat mudah memahami apa yg disampaikan dalam berita tersebut.

         Sebagai Penulis berita yg baik adakalanya penulis harus memperhatikan unsur2 kelengkapan dalam sebuah berita yaitu : (5W+1H) what, who, when where, why dan how.


     

·                Penulisan pesan pesan persuasive

         Persuasif adalah suatu usaha dalam bentuk ajakan untuk mengubah kepercayaan, tindakan ataupun sikap. Sederhananya penulisan persuasive ini fungsinya untuk menyampaikan suatu pesan dengan suatu cara yang dapat membuat para pembaca ataupun pendengar merasa mempunyai suatu pilihan dan dapat membuat mereka setuju.

         Di dalam suatu organisasi pesan2 persuasif mempunyai maksud untuk menjual gagasan atau ide mereka kepada orang lain, mengajak atau mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan meminta bantuan penggalangan dana untuk membiayai suatu proyek.


         

 

     1. Analisis Audien

 

Penyampaian pesan2 persuasif yg paling baik adalah dengan cara menghubungkan suatu pesan dengan keinginan atau minat dari para pembaca atau pendengar itu sendiri. Untuk mengakomodasikan perbedaan masing2 individual, analisis terlebih dahulu pembaca atau pendengar anda lalu susun lah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka.

 

   2. Pertimbangan Perbedaan Budaya

 

Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang sudah ada bukan saja akan membantu dalam memuaskan kebutuhan para pembaca atau pendengar, tetapi juga akan membantu anda agar mereka bisa respect terhadap anda.

 

  3. Memilih Pendekatan Organisasional

 

Dalam hal sperti ini, kita dapat menggunakan pendekatan organisasional secara tidak langsung dalam menyampaikan pesan2 persuasif. Tetapi apabila kita mengetahui bahwa para pembaca dan pendengar suka dengan pesan yang disampaikan secara langsung, maka kita bisa menggunakan pendekatan operasional secara langsung .

 

 

 

·                Korespondensi (surat menyurat)

        Korespondensi (surat menyurat) adalah suatu kegiatan penyampaian pesan berupa surat antara pihak2 yg terkait di dalamnya, baik itu mengatas namakan suatu instansi ataupun perseorangan. Jadi pada iIntinya Korespondensi itu adalah kegiatan surat menyurat. Sedangankan untuk pihak lain yang berkaitan disebut dengan koresponden. Media yg digunakan dalam kegiatan korespondesi adalah surat. Surat memiliki peran penting dalam menciptakan suatu hubungan antara pihak yang terkait. Maka dari itu, dalam penulisan surat harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku baik dari segi bahasanya maupun dari segi tata letaknya.

 

       

 

Berikut Merupakan Ciri-ciri Surat : 

 

1.              Pesannya berupa tulisan

2.              Terdapat isi pesan yang menjadi pokok pembicaraan

3.              Penulisannya mengikuti aturan tertentu

4.              Gaya bahasa sesuai dengan jenis surat

5.              Terdapat informasi mengenai pihak yang terkait

 

Fungsi Surat :

 

1.              Sebagai penyampai pesan

2.              Sebagai wakil atau delegasi pengirim

3.              Sebagai pedoman atau petunjuk suatu hal

4.              Sebagai bukti tertulis

5.              Sebagai alat pengingat

6.              Sebagai dokumen penting

 

 

Bagian-bagian Surat :

 

Bagian surat tidaklah sama semua, karena pada setiap jenis surat pasti memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada beberapa bagian yg umumnya ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut adalah:

 

1.              Informasi pengirim atau kop surat

2.              Atribut surat (tanggal, nomor, dan perihal surat)

3.              Penerima surat

4.              Alamat tujuan surat

5.              Pembuka surat

6.              Isi surat

7.              Penutup surat

8.              Identitas pengirim (tanda tangan, nama lengkap, dan jabatan)

9.              Tambahan (lampiran, tembusan dan pengonsep)


3. Studi kasus tentang komunikasi lisan dan tulisan 

Komunikasi Lisan

Pengertian komunikasi lisan ialah bentuk komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya. Biasanya komunikasi lisan dapat dilakukan pada kondisi para personal atau individu yang berkomunikasi berhadapan langsung.
Contohnya, saat berkomunikasi dengan tatap muka langsung, selain itu komunikasi lisan ini juga dapat dilakukan melalui alat yang berupa computer yang telah dilengkapi dengan fasilitas konferensi jarak jauh ( computer teleconference ) dapat juga tatap muka yang melalui televise sirkuit tertutup ( closed cirkit televise / cctv ).

Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis ialah komunikasi yang dilakukan yang melalui sebuah tulisan yang dilakukan dalam kegiatan surat menyurat yang melalui pos, telegram, telexaf, fax, e-mail dan sebagainya. Dalam dunia bisnis komunikasi tertulis ini terbilang sering dilakukan. Contoh bentuk komunikasi tertulis misalnya ketika melakukan surat-menyurat bisnis, seperti :
  • Membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak pembayarannya.
  • Membuat dan mengirim surat aduan ( claim ) kepada pihak lain.
  • Membuat dan mengirim surat penolakan kerja.
  • Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain.
  • Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada pelanggan.
  • Membuat dan mengirim surat pemesanan barang ( order ) kepada pihak lain.
  • Membuat dan mengirim surat permintaan barang kepada pihak lain.
  • Membuat dan mengirim surat kontak kerja kepada pihak lain.
  • Member informasi kepada pelanggan yang meminta informasi produk-produk baru.

Komunikasi Lisan / Tulisan Sesuai Dengan Prosedur Perusahaan

Dalam suatu hubungan dalam bisnis komunikasi ialah hal yang terbilang sangat penting. Seringkali kita akan butuh dalam mengirimkan pesan-pesan bisnis. Untuk bertukar pesan bisnis ini, banyak orang yang lebih suka untuk berbicara ( speaking ) dari pada penulis ( writing ) pesannya. Dalam komunikasi lisan ini lebih disukai karena relatif lebih mudah, praktis ( efisien ) dan cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Karena alasan ini para pelaku bisnis ini biasanya menyampaikan pesan bisnisnya yang melalui lisan terutama ketika membutuhkan hal-hal penting.
Untuk penyampaian pesan-pesan bisnis dengan tulisan memang relative jarang dilakukan, walaupun demikian komunikasi tertulis ini bukan berarti tidak penting dan telah ditinggalkan. Tidak semua hal atau pesan bisnis dapat disampaikan dengan komunikasi lisan. Terkadang pesan bisnis ini perlu atau harus disampaikan dalam bentuk komunikasi tertulis. Hal ini terutama pada pesan yang sifatnya sangat penting dan kompleks. Pesan yang seperti ini lebih tepatnya jika disampaikan dengan menggunakan tulisan.
Untuk bentuk-bentuk komunikasi tertulis yang sering dilakukan dunia bisnis, diantaranya ada surat-surat bisnis, memo dan laporan. Selain itu juga contoh komunikasi tertulis yang lain juga dapat dilihat dari bentuk komunikasi dari perusahaan kepada customer atau pelanggan yang berupa selebaran.

sumber :