ANALISIS NOVEL
NAMA : REZA ABDIANSYAH
KELAS : 1EA17
NPM : 19214149
Judul
: Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang
: Tere Liye
Penerbit
: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Terbit
: November 2011
Jumlah halaman
: 256 halaman
Warna
sampul
: Hijau-coklat
Ukuran
sampul :13.5
x 20 cm
Harga
novel
: Rp.45.000
Jumlah cetakan
: 264
Kota
terbit
: Jl. Palmerah barat 29-37 Blok. 1 Jakarta
ISBN
: 978-979-22-5780-9
No
Produk : 40101100021
Unsur intriksik
a. Tema : Cinta yang dirahasiakan dan menyakitkan
b. Gaya Bahasa:
a) Hiperbola : Demi
membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan pulang segera ke
Jakarta (Hal. 230)
b) Metafora : Bagian
tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang
sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
c) Personifikasi :Menuju tempat rumah kardus kami
dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
d) Personifikasi :Hujan deras turun membungkus kota
ini (Hal. 13)
c. Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama
d. Tokoh dan Penokohan:
Tania:
·
Tekun (Mendapat beasiswa sekolah di Singapura)
· Ramah (Disukai banyak orang)
· Konsisten (Hanya mencintai Danar, walaupun banyak lelaki yang
mencintainya)
· Pantang menyerah (Menjalani
Dede:
· Suka iseng
· Pandai menyimpan rahasia (Menyimpan rahasia Perasaan Tania dan
Danar)
· Sifat polos yang kental
Ibu
· Tekun dan tidak mengandalkan orang lain (Rajin berjualan kue, demi
membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh Danar)
· Sabar (Sabar menghadapi hidupnya dan keluarganya yang miskin)
Danar :
· Ringan tangan, suka menolong (Menolong Tania yang kakinya tertusuk
paku, ketika di bis)
· Pemendam rasa (Memendam perasaan cintanya kepada Tania, dan
mengorbankan perasaannya untuk Ratna)
· Bertanggung jawab (Mengurusi Tania dan Dede, setelah Ibu
meninggal)
· Tidak jujur atas apa yang di rasakan dalam hatinya
Ratna:
· Tidak suka berprasangka buruk (Ketika Danar jarang pulang, Ratna
tidak berprasangka buruk bahwa Danar selingkuh) dan (Tidak berprasangka buruk
terhadap Tania dan Danar)
· Tidak cemburuan (Tidak cemburu terhadap Tania dan Dede, yang
selalu dekat dengan Danar)
Sabar (Sabar menunggu Danar
yang jarang pulang ke rumah, setelah mereka menikah)
e. Alur : Pada awal
cerita mundur dan pada akhir cerita campuran
f. Latar :
Tempat
: Rumah Tania, Toko Buku, Asrama Tania di Singapura
Waktu
: Pagi, siang, sore dan malam
Suasana
: Hening, sedih, duka, tegang, senang, rindu
g. Amanat :
Ceritakanlah
apa yang dirasakan hati kita walau susah dalam kenyataannya, berusahalah
meyakinkan diri bahwa dengan menceritakan apa yang kita rasakan kaan melegakan
dan menentramkan hati kita sendiri dengan tidak memendam perasaan.
h. Plot :
· Perkenalan:
Ketika
Danar menolong Tania yang tertusuk paku. Lalu Danar mengenal Tania dan Dede,
adik Tania, lebih dalam, hingga Danar sering mengunjungi rumah Tania. Danar
juga banyak membantu perekonomian keluarga Tania, hingga akhirnya Tania dan
Dede bisa bersekolah. Tania juga mendapatkan beasiswa ke Singapura.
·
Pertikaian:
Ketika
Danar hendak menikah dengan Ratna,pacarnya, Tania tidak mau datang ke
pernikahan Danar dan Ratna. Selama beberapa tahun Tania dan Danar tidak
berkomunikasi.
· Klimaks:
Ketika
Danar dan Tania bertemu di daerah rumah kardus Tania, ketika Tania miskin. Di
situ, mereka mengutarakan perasaan mereka yang sebenarnya.
· Antiklimaks:
Ketika
Danar dan Tania mengetahui bahwa Ratna sudah hamil 4 bulan, dan pada akhirnya
Tania menerima keadaan tersebut, dan dia tidak akan kembali ke Indonesia dan
tetap berada di Singapura, agar perasaannya tidak kembali seperti kejadian
ketika di Indonesia.
Unsur
Ekstrinsik
Nilai Sosial :
Menolong orang dengan tidak
memandang siapa yang di tolong karena menolong dengan ikhlas seperti dalam
novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak memandang siapa Tania.
Nilai Moral :
Memberi pengetahuan kepada kita
bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya tidak sesulit yang kita lihat jika
kita ingin bersungguh sungguh mencapainya seperti dalam novel tokoh Tania yang
pantang menyerah menjalani hidupnya walau banyak rintangan yang menghalanginya.
Memegang janji ‘Aku menyeka
sudut mataku yang berair. Tidak. Aku sudah berjanji kepada Ibu untuk tidak
pernah menangis. Apalagi menangis hanya karena mengingat semua kenangan buruk
itu.’ (Hal. 31)
Unsur intriksik
a. Tema : Cinta yang dirahasiakan dan menyakitkan
b. Gaya Bahasa:
a) Hiperbola : Demi
membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan pulang segera ke
Jakarta (Hal. 230)
b) Metafora : Bagian
tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang
sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
c) Personifikasi :Menuju tempat rumah kardus kami
dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
d) Personifikasi :Hujan deras turun membungkus kota
ini (Hal. 13)
c. Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama
d. Tokoh dan Penokohan:
Tania:
· Tekun (Mendapat beasiswa sekolah di Singapura)
· Ramah (Disukai banyak orang)
· Konsisten (Hanya mencintai Danar, walaupun banyak lelaki yang
mencintainya)
· Pantang menyerah (Menjalani
Dede:
· Suka iseng
· Pandai menyimpan rahasia (Menyimpan rahasia Perasaan Tania dan Danar)
· Sifat polos yang kental
Ibu
· Tekun dan tidak mengandalkan orang lain (Rajin berjualan kue, demi
membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh Danar)
· Sabar (Sabar menghadapi hidupnya dan keluarganya yang miskin)
Danar :
· Ringan tangan, suka menolong (Menolong Tania yang kakinya tertusuk
paku, ketika di bis)
· Pemendam rasa (Memendam perasaan cintanya kepada Tania, dan
mengorbankan perasaannya untuk Ratna)
· Bertanggung jawab (Mengurusi Tania dan Dede, setelah Ibu
meninggal)
· Tidak jujur atas apa yang di rasakan dalam hatinya
Ratna:
· Tidak suka berprasangka buruk (Ketika Danar jarang pulang, Ratna
tidak berprasangka buruk bahwa Danar selingkuh) dan (Tidak berprasangka buruk
terhadap Tania dan Danar)
· Tidak cemburuan (Tidak cemburu terhadap Tania dan Dede, yang
selalu dekat dengan Danar)
Sabar (Sabar menunggu Danar
yang jarang pulang ke rumah, setelah mereka menikah)
e. Alur : Pada awal
cerita mundur dan pada akhir cerita campuran
f. Latar :
Tempat
: Rumah Tania, Toko Buku, Asrama Tania di Singapura
Waktu
: Pagi, siang, sore dan malam
Suasana
: Hening, sedih, duka, tegang, senang, rindu
g. Amanat :
Ceritakanlah
apa yang dirasakan hati kita walau susah dalam kenyataannya, berusahalah
meyakinkan diri bahwa dengan menceritakan apa yang kita rasakan kaan melegakan
dan menentramkan hati kita sendiri dengan tidak memendam perasaan.
h. Plot :
· Perkenalan:
Ketika
Danar menolong Tania yang tertusuk paku. Lalu Danar mengenal Tania dan Dede,
adik Tania, lebih dalam, hingga Danar sering mengunjungi rumah Tania. Danar
juga banyak membantu perekonomian keluarga Tania, hingga akhirnya Tania dan
Dede bisa bersekolah. Tania juga mendapatkan beasiswa ke Singapura.
· Pertikaian:
Ketika
Danar hendak menikah dengan Ratna,pacarnya, Tania tidak mau datang ke
pernikahan Danar dan Ratna. Selama beberapa tahun Tania dan Danar tidak
berkomunikasi.
· Klimaks:
Ketika
Danar dan Tania bertemu di daerah rumah kardus Tania, ketika Tania miskin. Di
situ, mereka mengutarakan perasaan mereka yang sebenarnya.
· Antiklimaks:
Ketika
Danar dan Tania mengetahui bahwa Ratna sudah hamil 4 bulan, dan pada akhirnya
Tania menerima keadaan tersebut, dan dia tidak akan kembali ke Indonesia dan
tetap berada di Singapura, agar perasaannya tidak kembali seperti kejadian
ketika di Indonesia.
Unsur
Ekstrinsik
Nilai Sosial :
Menolong orang dengan tidak
memandang siapa yang di tolong karena menolong dengan ikhlas seperti dalam
novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak memandang siapa Tania.
Nilai Moral :
Memberi pengetahuan kepada kita
bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya tidak sesulit yang kita lihat jika
kita ingin bersungguh sungguh mencapainya seperti dalam novel tokoh Tania yang
pantang menyerah menjalani hidupnya walau banyak rintangan yang menghalanginya.
Memegang janji ‘Aku menyeka
sudut mataku yang berair. Tidak. Aku sudah berjanji kepada Ibu untuk tidak
pernah menangis. Apalagi menangis hanya karena mengingat semua kenangan buruk
itu.’ (Hal. 31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar